Tentang Kriya Tekstil di ISI Yogyakarta
Penulis : Eka Indah Puspitarini
Saya berasal dari daerah Kalimantan Timur, ketertarikan saya tentang dunia seni sangat besar dan saya ingin terus mengembangkannya, sehingga keputusan saya untuk melanjutkan kuliah ke ISI yogyakarta pun yang saya ambil. Saya hanya lulusan SMA, belum mahir dalam seni, dan saya merasa kaget dan bahagia ketika saya berhasil lolos dari ratusan calon mahasiswa pendaftar waktu itu tahun 2010, sehingga saya termasuk angkatan 2010. Saya mengambil jurusan Kriya seni, kriya seni pun dibagi lagi menjadi kriya logam, tekstil, kayu, kulit, dan keramik, dan saya memilih kriya tekstil. memang sangat tidak mudah awalnya menjalani untuk beradaptasi di lingkungan tersebut, karena saya merupakan satu-satunya mahasiswa kriya yang dari Kalimantan Timur dan saya juga satu-satunya orang Kaltim yang kuliah di ISI jogja.
Pada awalnya banyak orang, bahkan orang tua sendiri yang meremehkan saya kuliah di seni. Mereka beranggapan bahwa dunia seni itu amburadul, tidak jelas, dan tidak ada harapan masa depannya, saking ketidaktahuan itu banyak orang Kaltim yang belum tau ISI jogja, dan apa itu kriya seni ? sehingga waktu saya mudik ke kaltim, mereka selalu bertanya tentang kuliah saya. Apalagi kalau saya jawab jurusan kriya seni, mana ada yang tau tentang itu.
Tapi pada tahun 2011 ada proyek pembuatan ISBI tenggarong, dan baru saat itu saja warga Kaltim mulai tertarik kuliah seni dengan beasiswa yang di dapat setiap mahasiswa yang diterima tes di ISBI. Sebenarnya saya merasa prihatin terhadap kesadaran mereka yang datang terlambat, kenapa baru saat ini adanya generasi Kaltim yang ingin memajukan dunia kesenian di Kaltim, makanya Kaltim sangat kurang sekali potensi dalam bidang seni, padahal seni itu daya tarik dunia. Bagi saya seni itu penting, karena negara ini sudah dipenuhi dengan hal-hal politik. Mungkin ini yang menjadi salah satu faktor mengapa bidang seni tergeser di Kaltim, ya karena politinya lebih mendominasi.
Banyak sekali keterampilan dan ilmu tentang seni yang saya dapat di ISI yogyakarta, banyak pengalaman yang unik dan berkesan. Salah satu hal diantaranya yaitu ketika mata kuliah kriya lanjut baik I,II,dan III semua mengharuskan kita membuat karya dengn konsep seni. Terdapat tekknik tenun, batik, tye dye, macrame, tapis, dan tapestry. Awalnya saya tidak mempunyai dasar keterampilan dengan teknik tersebut, namun kuliah di ISI kita tidak boleh diam, harus banyak bertanya, mencari tau sendiri ilmu itu dari orang-orang yang berpengalaman, dan saling sharing ke teman-teman, dan akhirnya saya mampu menyelesaikan karya tersebut dengan nilai IP A di setiap mata kuliah kriya lanjut. Alhamdulillah...
Disini saya menjadi lebih menghargai karya seni dengan melihat konsep ide dan prosesnya. Bagi dunia kriya membutuhkan sebuah proses lama dalam pencapaian perwujudan hasil karya, kita harus ulet, telaten, dan kreatif. Karya yang paling lama dalam kriya tekstil adalah tapis dan tapestry, yang membutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 bulan dalam mengerjakannya.
Berikut hasil karya saya :
Judul : Snow Why
Bahan
:
Kain Satin, kain Primissima, kain Tile Halus, payet
manik-manik, dan benang rajut
Teknik Pembuatan : Batik Tulis, Tapis, dan Tapestry
Ukuran : Size S
Tahun : 2013
Judul : Summer Snow
Bahan : Kain Satin,
kain Primissima, kain Tile Halus, manik-
manik, Tali Sumbu, benang sulam, dan benang Olympus Japan.
Teknik Pembuatan : Tye Dye, sulam tangan, dan makrame
Ukuran :
Size S
Tahun :
2013
Judul
karya : Harmonis
Ukuran : 150 x 30 cm
Bahan : kain polysima
Warna : Remazol
Tahun
pembuatan: 2013
Judul
karya : Cermin Diri
Ukuran : 90 x 70 cm
Bahan : kain primissima
Warna : Remazol
Tahun
pembuatan: 2013
TAPIS
TAPESTRY
teman-teman KRIYA SENI Angkt.2010
Tinjau tempat Kerja Profesi anak Tekstil di Balai Besar Batik dan Kerajinan
Saya...hehehe
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Kak mau tanya nih,tes buat masuk Kriya Tekstil ISI itu gimana ya?
BalasHapusKak sekarang di 2020 itu tulisannya jurusan nya cuman ada kriya seni gitu aja
BalasHapus